TUGAS
BAHASA INDONESIA
10
SINOPSIS
CERITA
RAKYAT / DONGENG
DISUSUN OLEH :
NAMA : AYU INKA AVINDA
KELAS
: X-IPA 5
NO.
ABSEN : 07
SMA NEGERI 9 SEMARANG
Dulu
ada raja bangsa ayam bernama Kukuru dan raja bangsa ikan tongkol bernama
Halili. Mereka pun berkenalan dan menjadi sahabat. Ayam sering mengajak tongkol
ke darat,begitu pula sebaliknya.
Suatu
hari kukuru bercerita kepada Halili ada pesta dansa di kampung nelayan. Di sana
ada makanan lezat dan tarian-tarian. Halili pun ingin pergi. Kukuru pun sanggup
mengantar mereka.
Suatu
sore Kukuru mengajak bangsa ikan tongkol pergi ke pesta itu.Semua ikan tongkol
dan ayam pergi ke pesta itu,sebelum berangkat Halili berpesan agar memberi
tahukan bahwa jika telah fajar.
Pesta
pun berlangsung sangat meriah. Kukuru, Halili dan para rakyat amat senang. Karena
kekenyangan mereka pun tertidur. Tanpa sadar fajar telah semakin tinggi.
Lalu
terjadi kehebohan karena para ikan tongkol di tangkap nelayan. Karena hal itu Halili
mengutuk semua bangsa ayam menjadi buta pada malam hari dan bersumpah akan
memakan semua ayam yg datang ke laut ,karena itu nelayan mudah memancing ikan
tongkol dengan bulu ayam.
Amanat
: Jangan sampai terjadi perpecahan hanya
karena lupa.
Dulu
di suatu telaga di Kalimantan Barat, hiduplah seekor tupai yang bersahabat
dengan seekor ikan gabus.Persabatan mereka sangatlah erat.
Suatu hari si gabus jatuh sakit,berhari_hari ia tidak mau makan,tapi ia hanya mau makan hati ikan yu. Mendengar permintaanya itu tupai agak terkejut karena ikan yu adalah seekor ikan yg sangat kuat,besar,dan ganas. Tapi tupai tetap akan pergi karena temanya sakit.
Lalu tupai meninggalkan tempat gabus istirahat. Lalu ia mencari pohon kelapa, untuk agar ia dapat masuk kedalamya lalu pergi ke laut. Akhirnya sampai di laut.
Sesampainya disana, tiba-tiba muncul seekor ikan yu dan langsung melahap kelapa dan tupai di dalamya. Lalu tupai keluar dari kelapa. Lalu ia mulai menggerogoti hati ikan yu. Ikan yu pun mati lalu tupai terseret ke pantai. Dengan senang ia mendapatkan hati ikan yu.
Lalu tupai memberi makan ikan gabus dengan hati ikan yu. Lalu si gabus sembuh. Dan lalu mereka bahagia selamanya.
Suatu hari si gabus jatuh sakit,berhari_hari ia tidak mau makan,tapi ia hanya mau makan hati ikan yu. Mendengar permintaanya itu tupai agak terkejut karena ikan yu adalah seekor ikan yg sangat kuat,besar,dan ganas. Tapi tupai tetap akan pergi karena temanya sakit.
Lalu tupai meninggalkan tempat gabus istirahat. Lalu ia mencari pohon kelapa, untuk agar ia dapat masuk kedalamya lalu pergi ke laut. Akhirnya sampai di laut.
Sesampainya disana, tiba-tiba muncul seekor ikan yu dan langsung melahap kelapa dan tupai di dalamya. Lalu tupai keluar dari kelapa. Lalu ia mulai menggerogoti hati ikan yu. Ikan yu pun mati lalu tupai terseret ke pantai. Dengan senang ia mendapatkan hati ikan yu.
Lalu tupai memberi makan ikan gabus dengan hati ikan yu. Lalu si gabus sembuh. Dan lalu mereka bahagia selamanya.
Amanat
: Sahabat sejati akan rela berkorban demi
sahabatnya, walaupun nyawa taruhannya.
Zaman
dahulu kala, di salah satu anak sungainya sungai kapuas yaitu sungai kawat, ada
seorang nelayan yang pergi memancing di sungai kawat. Namun telah lama menunggu
ia tidak mendapat satu tangkapan pun. Lalu saat ia hampir putus asa pancingnya
ditarik. Ia kira ini ikan besar, tapi ternyata saat ia mengangkatnya ternyata
itu kawat emas,karena senang ia menariknya sekuat tenaga. Lalu tiba-tiba ada
suara entah dari mana "jika kau menginginkan itu potong lah kawat itu lalu
bawa ke tepian, lalu kau tarik kembali".namun ia tidak menghiraukanya. Karena
kawat itu sangat berat, akhirnya kapal,kawat emas,dan nelayan itu tenggelam di
sungai kawat itu.
Amanat
: Jangan terlalu serakah terhadap suatu
barang.
4. Kelinci pembohong ( Tidak diketahui asal daerahnya)
Di padang rumput nan hijau, hiduplah seekor kelinci yang sangat nakalm, setiap hari kerjaannya mengusili penghuni padang rumput. Pada suatu hari, si kelinci ketemu pak kijang. Dalam hati kelinci berpikir “saya kerjain saja Pak Kijang, tapi bagaimana ya?” Si kelinci berpikir keras dan tiba-tiba ide nakal sampai di kepalanya. “Saya pura-pura saja lari di depan Pak Kijang sambil berteriak ‘pak singa ngamuk'”.Maka sambil larilah, Si Kelinci sambil berteriak “Pak Singa ngamuk! Pak Singa ngamuk!”, akhirnya pak kijang sekeluarga lari tak beraturan, sampai anaknya Pak Kijang jatuh ke jurang.
Puaslah hati Si Kelinci, berbahak-bahak dia, “kena saya kerjain Pak Kijang”. Begitu bangganya Si Kelinci, “cerdas juga saya” Congkak si kelinci.
Si kelinci melanjutkan jalan-jalannya sambil mencari korban berikutnya. Dari kejauhan, Si Kelinci melihat Pak Kerbau. Dia pun melakukan hal yang sama seperti pada Pak Kijang. “Pak Singa ngamuk! Pak singa Ngamuk” teriak Si Kelinci, sambil berlari ke arah Pak Kerbau sekeluarga.
Terang saja Pak Kerbau langsung lari terbirit-birit sampai istri Pak Kerbau yang lagi hamil, keguguran. Duka Pak Kerbau jadi suka cita Si Kelinci.
Hari berikutnya Pak Kijang bertemu Pak Kerbau, mereka menceritakan kejadian yang mereka alami kemarin. Selagi mereka asik membahas masalah yang menimpa keluarga mereka yang disebabkan oleh Si Kelinci, tiba-tiba terdengarlah suara teriakan Si Kelinci dari kejauhan, “Tolong, saya dikejar-kejar Pak Singa, Pak Singa ngamuk! Tolong, tolong, tolooong!,” tapi tidak ada yang perduli, “ah, paling-paling Si Kelinci lagi-lagi membohongin kita” pikir mereka.
Sekuat tenaga Si Kelinci menghindari kejaran Pak Singa, tapi apalah daya, Pak Singa lebih cepat larinya, akhirnya Si Kelinci mati dikoyak-koyak Pak Singa dan tidak ada yang perduli.
Amanat : Janganlah membohongi seseorang, karena kamu akan kehilangan kepercayaannya.
5. Pohon Yang Egois (Tidak diketahui asal daerahnya)
Di sebuah padang luas
tumbuhlah banyak pohon yang subur. Dari akar pohon-pohon itu mengalirlah sungai di bawahnya yang airnya sangat jernih.Di antara pohon-pohon itu, ada sebatang pohon yang egois. Ia ingin hidup sendiri supaya segalanya dapat ia miliki sendiri. Maka dicarilah akal agar pohon-pohon yang lain pergi dari situ. Dengan akal jahatnya, pohon-pohon itu tidak kerasan dan pergi satu persatu. Kini jadilah pohon yang jahat itu tinggal sendirian.
Ia senang sekali karena ia dapat menikmati segalanya sepuasnya tanpa berbagi dengan pohon lain.
Namun kegembiraannya itu tak berlangsung lama. Malam hari ia ketakutan sendirian. Ketika ada angin kencang ia hampir roboh tak mampu bertahan. Yang sangat menyedihkan adalah air sungai yang dulu melimpah, kini mengering karena tempat itu menjadi gundul. Pohon itu kekurangan air
Sekarang ia menangis siang dan malam karena menderita. Ia memanggili pohon-pohon yang dulu ia usir supaya kembali lagi tetapi tak satupun mau. Karena selalu bersedih, pohon itu menjadi sakit, tubuhnya kurus dan akhirnya mati.Itulah akibatnya jika pohon itu egois dan jahat.
Amanat : Semakin banyak teman, hidup kita semakin nyaman. Kita jadikan semua orang adalah saudara kita.
6. Asal usul Indramayu ( Jawa Barat )
Hikayat yang beredar dari mulut ke mulut
menuturkan, alkisah Raden Wiralodra, putra ketiga Tumenggung Gagak Singalodra
yang bermukim di daerah Banyuurip, Bagelen, Jawa
Tengah, terpanggil untuk mencari dan mengembangkan wilayah di
sekitar Sungai
Cimanuk.
Di bawah kepemimpinan
Wiralodra, wilayah itu berkembang pesat. Karena itu, ia ingin memperluas
wilayahnya hingga ke Sumedang. Dengan kesaktiannya, Wiralodra lalu mengubah
dirinya menjadi seorang perempuan sangat cantik bernama Nyi Endang Dharma Ayu.
Melihat kecantikan
Darma Ayu, Adipati Sumedang jatuh hati, lalu memperistrinya.Sebagai mas kawin, Adipati Sumedang bersedia memenuhi segala permintaan Nyi Darma Ayu yang meminta sebidang tanah seluas kulit kerbau. Ketika digelar, kulit itu membentang luas dari Begelen ke Sumedang. Setelah pernikahan, Nyi Darma Ayu kembali menjadi laki-laki.
Nama Endang Dharma Ayu lalu menjadi asal nama Indramayu. Hingga saat ini masyarakat setempat masih percaya pada hikayat tersebut. Konsekuensinya, mereka menggunakan pesona kecantikan untuk memperbaiki nasib.
Amanat : Nasib tidak dapat diubah hanya karena kecantikannya, tetapi karena usaha. Namun itu semua tergantung sugetsi kita sendiri.
7.
Asal usul Danau Toba
(Sumatra)
Pada jaman dahulu,
hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah
tersebut sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing
ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya
kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang
putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu
larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya.
Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh
kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi
isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan
menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi
syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia
seorang anak laki-laki. Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah
kenyang. Ia makan semua makanan yang ada.
Pada suatu hari anak
itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya
berkata: "dasar anak keturunan ikan!"Pernyataan itu dengan sendirinya
membuka rahasia dari isterinya.Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.
Istri dan anaknya
menghilang secara gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air
yang mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah
danau yang sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba.
Amanat
: Janganlah kamu melanggar janji yang
telah kamu buat sendiri.
8.
Kancil dan Buaya (Tidak diketahui asal daerahnya)
Si kancil sedang berjalan menuju hutan untuk
kembali setelah mencari makan di ladang pak tani. Di tengah jalan ia harus
menyeberang sungai yang dihuni banyak sekali buaya yang sangat lapar.
Kawanan buaya sangat senang melihat kancil, tapi si kancil mensyaratkan buaya harus dihitung terlebih dahulu. Buaya menyetujui dan sikancil memulai menghitung jumlah buaya.
Akhirnya tipu daya si kancil berhasil, buaya tercengang karena si kancil yang cerdik berhasil memperdaya buaya. Si kancil langsung pergi setelah menghitung buaya terakhir di ujung sungai.
Si kancil pun langsung berlari ke dalam hutan dan bebas dari cengkraman buaya lapar.
Kawanan buaya sangat senang melihat kancil, tapi si kancil mensyaratkan buaya harus dihitung terlebih dahulu. Buaya menyetujui dan sikancil memulai menghitung jumlah buaya.
Akhirnya tipu daya si kancil berhasil, buaya tercengang karena si kancil yang cerdik berhasil memperdaya buaya. Si kancil langsung pergi setelah menghitung buaya terakhir di ujung sungai.
Si kancil pun langsung berlari ke dalam hutan dan bebas dari cengkraman buaya lapar.
Amanat : Gunakan
akalmu dengan sebaik-baiknya, bukan untuk membohongi seseorang.
9.
Kancil mencuri timun (Tidak diketahui asal daerahnya)
Si kancil sedang
beristirahat di hutan, tiba-tiba datang kawanan bianatang hutan lainnya berlari
kearah kancil. Mereka berteriak ada kebakaran. Si kancil terkejut dan berlari
bersama mereka.
Setelah berlari jauh ternyata si kancil justru berlari kearah kebun timun pak tani. Si Kancil senang dan mulai memakan timun pak tani. Pak tani marah dan memasang perangkap untuk menangkap si kancil.
Akhirnya si kancil tertangkap dan dimasukkan ke kerangkeng. Dengan kelicikan si kancil, dia mampu memperdaya anjing penjaga milik pak tani.
Kancil akhirnya selamat dan bebas dari kurungan pak tani.
Setelah berlari jauh ternyata si kancil justru berlari kearah kebun timun pak tani. Si Kancil senang dan mulai memakan timun pak tani. Pak tani marah dan memasang perangkap untuk menangkap si kancil.
Akhirnya si kancil tertangkap dan dimasukkan ke kerangkeng. Dengan kelicikan si kancil, dia mampu memperdaya anjing penjaga milik pak tani.
Kancil akhirnya selamat dan bebas dari kurungan pak tani.
Amanat : Janganlah kamu memperdaya orang lain demi
kepentingan sendiri.
10.
Sangkuriang
(Jawa Barat)
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah
seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak
laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam
hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya
yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak
kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang
sengaja merahasiakannya.
Pada suatu hari, seperti biasanya
Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan,
Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang
bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung
menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang
untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau
mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka
Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya
lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan
kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang
Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala
Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang
memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat
menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari
dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi
tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia
muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang
mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya
di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah
total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan
bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah
Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang
langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi,
dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta
ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta
Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah
terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala
Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas
luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu,
Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya
tersebut adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia
tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu,
Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang
membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak
disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana
cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras,
akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat
kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut,
maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka
pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya
sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk
membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu
harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang
Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing.
Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya
dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam,
Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia,
karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang
Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat
sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota.
Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari
sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa
tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang
lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan
itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga
menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh
tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
Amanat : Janganlah memberi janji muluk-muluk jika kamu
belum tentu dapat menepatinya. Tepatilah janjimu, jangan kamu mengingkarinya,
karena akan merugikan dirimu sendiri dan orang lain.