Rabu, 04 November 2015

MITOS ATAU FAKTA SEPUTAR KANKER PAYUDARA

Saat ini telah beredar luas berita-berita seputar kanker payudara. terlepas antara mitos atau fakta, fenomena ini cukup membuat masyarakat resah dan hati-hati dalam melangkah. lalu, kabar apa saja yang beredar, apakah benar-benar fakta atau hanya sebatas mitos? berikut ulasannya

kanker payudara Genetikal?
Mitos : kanker payudara hanya menyerang wanita yang berlatar belakang keluarga pengidap kanker, yang dapat terkena kanker payudara

Fakta : 70% lebih wanita penderita justru tidak memiliki latar belakang tersebut. Namun, jika ada keluarga terdekat (misalnya ibu atau saudari) anda mengidap kanker payudara, artinya resiko anda terkena kanker payudara meningkat.

kanker payudara karena Bra berkawat?
Mitos : mengenakan bra berkawat dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara.

Fakta : teori bahwa menggunakan bra berkawat dapat menyumbat saluran limfatik, menjadikan racun menumpuk sehingga menyebabkan kanker, telah dibantah. karena, penggunaan bra atau jenis pakaian dalam lainnya tidak memicu terjadinya kanker.

payudara kecil lebih beresiko terkena kanker payudara?
Mitos : wanita dengan ukuran payudara kecil, beresiko lebih kecil terkena kanker payudara.


Fakta : ukuran payudara tidak mempengaruhi kanker payudara, hanya saja jika ukuran payudara yang besar menjadikan kanker lebih sulit dideteksi.

kafein menyebabkan kanker payudara?
Mitos : sering mengkonsumsi makanan yang berkafein dapat menyebabkan kanker payudara.

Fakta : secara ilmiah kafein tidak ada hubungannya dengan pemicu kanker payudara.

gemuk lebih beresiko terkena kanker payudara?
Fakta : penderita obesitas memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker payudara, terutama setelah memasuki masa menopause.

benjolan bentuk kanker payudara?
Mitos : kanker payudara selalu berbentuk benjolan atau gumpalan pada payudara.
 

Fakta : terkadang kenker payudara muncul dalam bentuk kerutan kecil pada kulit payudara, berwarna merah, atau berupa perubahan pada daerah sekitar puting payudara. kanker payudara juga dapat menyebar hingga kebagidan ketiak, sehingga penderita kanker ini pun terkadang tidak menemukan adanya gumpalan pada payudaranya.


sampai disini dulu ya mitos fakta seputar kanker payudara. semoga bermanfaat. jangan lupa share ya. supaya yang lainnya juga tau :)

Cr: Selaras

Selasa, 03 November 2015

Hari Itu

Hari itu, saat awal ku melihat dia, tak ku sangka seperti ada jiwa keteduhan dalam tatapannya. aku mulai tertarik padanya. Hari demi hari berlalu, namun tak ku kenal namanya, hingga suatu saat ku temukan namanya. mas Bagus namanya..

Memang parasnya tak seindah teman yang kutanya sebelumnya, namun aku terlanjur memilih dia, untuk pertama kalinya aku memilih dia. Hari demi hari berlalu, ada suatu masa dimana dia menyukai bubur ketan hitam, namun tak begitu tertarik dengan bubur kacang hijau. Hari itu selalu tersenyum saat mengenang hari itu. Aku tak mengerti mengapa aku sangat senang jika berada di dekatnya, saat itu aku belum mengerti Rasa, belum memahami arti Cinta.

Ada hari dimana saat kini ku sadari bahwa hari itu untuk pertama kalinya aku dinner bersama pria itu, mas Bagus. Hari itu aku tak mengerti arti makan malam bersama, yang aku tau bahwa aku memintanya menemani membeli buku masakan, namun setelah ku kenang lagi kini, baru ku sadar bahwa hari itu untuk pertama kalinya kami berKencan. Lucu memang pada waktu itu anak umur 13th berKencan dengan pria umur 18th. Tapi aku senang, memori hari itu selalu tersimpan rapi dalam otak ini, bahkan saat ku ingat moment itu, aroma kebahagiaan itu muncul kembali, aroma yg selalu sama saat aku di dekatnya yang perlahan mulai pudar.

Hari itu, tak terasa 2th berlalu, dia sering menjemputku sepulang sekolah. Bahkan tak pernah absen menjemputku, yang belakangan ku ketahui dia akan lulus dari Universitas, ada masa dimana dia menghilang dari hadapanku selama 1bulan dan aku tahu sekarang apa yang dia lakukan waktu itu. aku tahu saat aku telah mengalaminya sendiri. Tahukah bahkan jantungku selalu berdetak lebih cepat dari biasanya, tangan selalu bergetar saat ku dekat dengannya, bahkan saat ku dengar namanya disebut.

Hari itu, dia pindah tempat tinggal, aku merasa dia menjauh, aku merasa tak akan bertemu dengannya hingga setiap hari ku memohon "Ya Allah, kalau memang dia jodohku pertemukanlah, jika dia bukan jodohku ini akan menjadi pertemuan terakhir kami".

Foto itu, foto pertama kami berdua di malam itu, tingkah laku konyol dihadapannya yang membuatku tertawa saat mengingatnya, ya aku salah tingkah waktu itu, jantungku bergedup kencang hingga aku salah tingkah dihadapan hingga bertingkah konyol. Masih ingat di ingatan, kaos biru yang kau kenakan, senyum manis saat itu ingin ku kembali ke masa itu. Masa yang tak dapat berulang, masa yang sangat indah.
Setelah itu, kami pun tanpa sengaja selalu dipertemukan, hingga ku berfikir bahwa dialah jodohku, doaku dikabulkan oleh sang pencipta.

Hari itu, tak terasa aku sudah menginjak bangku SMA, dia masih dikota ku, aku tahu tempat tinggalnya, aku sering bertemu dengannya, hari-hari yang sangat berarti dan sangat istimewa bagiku. Hingga tiba Hari itu..
Aku ingat betul dalam ingatanku, Hari itu hari minggu, memang masih pagi tapi dia memintaku bertemu, dia mengucapkan salam perpisahan, dia kembali ke kotanya, tahukah bahkan aku tak dapat mengucapkan satu katapun, aku sangat sedih tapi aku selalu memohon kepada Allah seperti permohonanku sebelumnya.
1tahun sudah aku tak bertemu dengannya, tak ada komunikasi di antara kita, hingga Hari itu datang. Dia menelponku, menanyakan kabarku, tahukah aku sangat bahagia, dia berada di kotaku, dia datang kerumahku.

ya, Hari itu kami Lunch bersama, masih ingat jelas keringat diwajahnya saat itu, so sexy. Tahukah aku selalu tersenyum melihat dia, raut kebahagiaan selalu muncul di wajahku saat didekatnya, seolah ingin ku hentikan waktu tepat saat aku berada disampingnya. 1jam berlalu dan dia harus kembali ke kotanya, ada raut kesedihan tapi lebih banyak kebahagiaan.

Hari itu, tahun pertama ku memasuki jenjang perkuliahan, dia tak ada kabar. Maaf hatiku sedikit berpaling saat itu, namun tak seharusnya hal ini ku lakukan, tak seharusnya aku menyukai seseorang yang lain selain mas Bagus ku, maaf karena itu. Namun ada waktu dimana aku memanjatkan doa itu, dia masih belum terlihat oleh mata ku. Hari demi hari berlalu, ada hari dimana dia menelponku, mengucapkan kata sayang, mengucapkan kata rindu.

Semester ke3 ku di Universitas ini, Hari itu jelas ku ingat, Ujian mata kuliah Bioteknologi. Dipagi yang seperti biasa dikagetkan oleh dering telpon di pagi itu, Mas Bagus Ku, dia berada di kota ku, ingin bertemu denganku. Seandainya hari itu bukan hari ujianku, aku akan habiskan waktu sehariku dengannya. masih jelas terasa tangannya di pundakku, masih jelas terasa hangat pelukannya.

Ujian ku percepat, aku tak peduli akan hasilnya karena fokusku terbelah, selesai Ujian lalu kutemui dia, kami jalan-jalan, untuk pertama kalinya aku mengendarai motornya, untuk pertama kalinya aku memeluknya dari belakang. Tanpa henti ku ucapkan kata rindu padanya, aroma itu muncul kemudian memudar, aku tak tahu apa yang dia rasakan, mungkin kah rasa itu telah memudar darinya?

Pukul 3 sore, kami makan bersama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dia melihatku makan, dia selalu terlihat tampan saat makan. Aku selalu tersenyum di dekatnya..

HUJAN....

Begitu romantisnya jalan disaat hujan menyerang, ada kehangatan dalam dekapannya, dia mengantarkanku dan pulang. Kupegang tangannya, masih terasa hangat dan aku menyukainya. dalam hatiku berkata "Tak bisakah kau diam sejenak dihadapanku hingga ku rela melepasmu?" namun dia telah pergi, tanpa terasa air mataku menetes dan menyatu dalam hujan.

Akhir semester 4, kami masih sering bertemu, ya kami selalu bertemu di Bursa Mobil di kota ku. Hari itu, hari minggu dan aku bertemu dengannya. Aku tak tahu apa yang ada dibenakknya hari itu, percakapan kita terhenti saat dia menjawab pertanyaan yang ku ajukan. Masih jelas di ingatan kalimat itu, "Engga, bukan kamu, jangan kamu". Seketika hatiku terasa hancur, aku mulai ragu, benarkah dia jodohku? Aroma itu seketika hilang dari dirinya, aku tak mencium aroma itu lagi sejak saat itu. Tak apa, setidaknya aku masih bersamanya sekarang, tak apa jika kelak bukan aku yang dia pilih, tapi aku akan tetap memilih dia jika dia kembali lagi padaku.

Hari itu, Hari Idul Fitri, dia menelponku, jantung ini tak berdetak seperti sebelumnya, dia memberiku berita yang membuat kecewa. Tapi dia tak melukai hatiku seperti sebelumnya. Hingga suatu ketika dia tak ada kabar, ada nomor lain yang menelponku, aku tahu betul suaranya, tapi dia mengaku sebagai orang yang lain, aku ikuti permainannya. Aku masih tersenyum saat mendengar suaranya, dia menjadi dirinya sendiri dan aku tersenyum lebar saat itu.

Hari itu, percakapan kami yang terakhir. Entah apa yang salah dengan perkataanku, yang jelas tak ada hari-hari dimana aku tersenyum lebar karenanya. Aku menelpon dan tak pernah dia jawab, hingga hari ini.
Aku menggunakan nomor yang lain, aku mengirimkan pesan padanya, dia membalas dan aku sangat bahagia. Namun tiba-tiba ada telepon masuk, aku mengangkatnya, itu suara Dia dan seketika jantungku berdegup sangat kencang. Namun dia tak mengenali suaraku lagi, dia berpikir bahwa aku adalah wanita lain yang dia kenal. Entah kenapa ada kekecewaan yang datang di hatiku. Setelah dia mengetahui bahwa itu aku, telpon ditutupnya, pesan tak dibalasnya. Marahkah dia? Apakah dia dia benar-benar ingin melupakanku? Ada wanita lainkah? Tak apa, jika sekarang dia menjadi Ketidakmungkinan yang aku Semogakan..

Aku selalu berharap ada hari-hari seperti hari itu lagi, dimana jantungku selalu berdegup kencang dan tanganku selalu gemetar saat berada di dekatmu karena bahagianya aku. Semoga dia selalu berbahagia meski aku tak disampingnya..

post by Mike Andre Viana Devi